Wednesday, 31 October 2007

What Being Sick Could Mean

What Being Sick Could Mean

I came to in a hospital, completely overwhelmed with nausea and ever lasting headache. ‘What is wrong with me?’ I thought. I was hoping so much that the doctor could explain what it was with me when he ran a thorough check up. It ended in disappointment as he failed to diagnose the disease although eh claimed he recognized the symptoms. For the time being, he prescribed a handful of medicine to take repeatedly in a day, way much more compared to my food intake.

Then, I spent most of my days running various medical checks - up – city scan, blood test as well as urine test. I never imagined that all those alien gadgets would be used to me. The sound of body scanner and the feeling of blood shot lingered deeply in my mind. At the end of every test, I crossed my fingers very tightly hoping so much that it would bring any good results.

After the third day, doctor had not been able to firmly say something about my health condition. I began to wonder if it would ever be found. ‘Could it be something new? What if it were? What if it were some lethal incurable disease?’ My head was overloaded with presupposition and misled judgment. Suddenly I began to see things - our wedding, our four - year old marriage, our lovable son, Ito’s birthday, his first utterance, his smile, my wife’s warmth, her fragrance, her smile, my undisciplined yet witty students, my loving friends at the office. They all flashed before my eyes. ‘Could this be it? Who is going to take care of my son? What about my job and my programs?’ All those questions continuously popped up in my no - pop up blocker mind.

It was in this state that I had a chance to meet many saviors.

Alongside my bed in the hospital was my faithful cousin – Ivan. He came to my house actually to spend his first – time - in – the – year break at my house – the place he thought he was very much welcomed. Yet, seeing me lying helplessly in the hospital was a feeling he could not stand. So, he made up his mind to stay beside me going through all of this. He was the one who relentlessly passed my ‘vomit’ basin, my tasteless meal and my packages of medicines – no matter how tired and sleepy he was. God knows what he is made of. He stayed on my side until his break ended on my fifth day in this confinement.

Every once in a while my wife visited me. She always tried to look tough in every visit and hid behind her sweet smile and warm comforting words. I swore I could read some signs of worry written in her face every time though. She always brought Ito along but I deliberately prohibited her to bring him in until the doctor diagnosed my disease. I missed him more than anything but bringing him in and risking that tiny innocent creature with my undiagnosed disease was just not a choice. Yet, I could feel his presence through his mum and it lighted my spirit up to get out of this hell sooner.

My mum also came whenever she had a chance - quite often for a 70 – year – old woman with a complication of weak heart and nerve disorders. She, however, was a very poor actress. She could not hide her worry over her youngest son’s condition and chose not to look at my facial expression (my pain was written all over my face). On the other hand, she chose to sit outside the room and pretended to be okay. As she went home, she would immediately ring me and ask me to hang on – not putting that kind of expression on my face anymore for it made her sad and worried. The lingering pain did make it difficult for me to pretend. I completely understood her worries though.

Friends were also some of my many saviors. They managed to squeeze in some time between their tight schedules to pay a visit. They worked hard to put smiles on my face. It did not always pay off but it felt like they put some chocolate on top – very encouraging.

Whenever family and friends left, I began to cherish the mighty blessings God had been given to me. I never did anything good, said no words of comforts, sent no greeting cards for their special day nor sent prayers to them, but look what they had given me in return. I had been bad, dishonest, insincere and unfaithful to everybody; yet what they did to me was the other way around. I realized that, other than the fact that my body was giving me a ‘red light’ warning to me to hold on my horse, I was meant to see how much blessing I had been given – great family and great friends and how I should be thankful for those I had received. This is one meaningful disease I had to suffer.

On the fifth day, the doctor finally diagnosed that I was suffering from Hepatitis A. I had to stay for another five days in the hospital and yet another five days at home, but with great blessing, love and prayers from family and friends, the disease immediately eased up and eventually completely cured. I am now up and around and start life as a better person. Thank you, Ivan; thank you, Dear Simbok; thank you, Ito; thank you, Mum; thank you, friends.

Friday, 5 October 2007

Apa Dedikasi itu Sebenarnya?

Ya, sebenarnya apa sih dedikasi?

Bang Dedy? Hmmm... mantan auditorku dulu itu emang baek banget. Aku suka... menertawakannya!! kekekeke. Atau Mas Dedi? Nah, cowo seksi yang satu ini bisa merusak otak kita, bertiga malah berniat bersaing untuk mendapatkannya. Mata yang sangat luar biasa, dengan senyum manis dan ber-dedi-kasi.

Eh... jadi apa itu dedikasi?

Aku ga tau.

Norak! Jadi kamu mau ngapain sebenarnya?

Eh, kok malah nanya? Kirain kamu mau cerita, apa itu dedikasi? Bukannya kamu tau apa itu dedikasi?

Kalo aku tau, kenapa nanyak?

Ih, jadi pemarah. Orang pemarah itu berdedikasi ga yak? Kekekeke... Jujur, aku ga tau. Ada yang bilang, Butet Manurung ber-dedi-kasi. Jadi apa? Apa karena dia punya Dedi? Atau... (senyum sok bloon)

Hiiiih....!!

Ok... ok. Aku bukan ahli bahasa. Entahlah. Dan aku juga tidak menyebutkan diriku berdedikasi. Tapi kalo ga salah kata itu berasal dari kata dedicated kan? Atau bukan? Ah, pertanyaanmu susah. Wiken gini harusnya nanya yang gampang, kaya... besok jadi nonton ga? Ke tukang jait kapan? Facial? Spa? Orang kayaaaa...

Trus... trus...? Apa lanjutan dedicated tadi?

Apa ya? Aku juga ga terlalu ngerti tentang dedikasi itu, makanya menurutku kamu bertanya ke orang yang salah. Kalau emang benar dedikasi berasal dari kata dedicate tadi, ya, berdedikasi itu sebenarnya istilah relatif. Berdedikasi pada apa? Misalnya, lagi-lagi Butet Manurung, dia berdedikasi sama masyarakat pedalaman, rimbawan. Tapi dalam hal ini, dia pasti tidak berdedikasi sama... siapa ya? Lembaganya dulu? Mungkin... ah, pertanyaan yang membingungkan. Pertanyaanmu cuma satu, kenapa aku ga bisa menjelaskannya ya?

Orang-orang NGO suka dibilang, harus berdedikasi. Berdedikasi sama siapa? Kemaren waktu aku terlibat di JE, salah satu pihak yang harus kita beri pertanggung jawaban adalah juga masyarakat. Kalau begitu seharusnya kita berdedikasi sama masyarakat yang kita bilang kita dampingi, kita bantu dong?

Jadi?

Jadi....? Ya... tergantung sih, kamu berdedikasi sama siapa? Tinggal pilih, sama masyarakat, sama bos, sama organisasi, sama Tuhan yang memberikan kamu kesempatan itu. Aku juga ga tau, tapi beberapa tahun yang lalu, aku merasa lelah dan marah pada tempat aku kerja dulu. Aku marah sama bosku, dengan semua sepak terjangnya yang membuatku muak. Aku marah sama organisasiku yang menurutku mengubek-ubek kondisi masyarakat atas nama development dan meninggalkannya begitu saja, yang membuat kondisi mereka bahkan lebih buruk dibanding sebelum organisasi itu datang. Mereka, ah ga, aku ada di dalamnya, membuat semuanya lebih buruk dari sebelumnya.

Kamu kecewa? Marah?

Aku punya hati, aku punya mata, aku bisa merasa. Hanya orang-orang ndableg itu yang masih anteng di posisinya. Keenakan. Bagaimana mungkin mereka bisa bicara soal improving live, ketika mereka sendiri hanya kejar tayang? Bicara berapa duit yang sudah didistribusikan untuk program tertentu... bicara indikator yang diukur, bicara bagaimana mengukur, bagaimana membuat report. Tapi mereka ga bertanya yang paling penting: APAKAH MASYARAKAT MENGALAMI PERUBAHAN (TRANSFORMASI)?

Kamu terdengar marah.

Marah, kecewa. Semua. Aku sempat pundung waktu itu. Sampe seorang bapak beruban, melihat, mengajakku bicara. Aku masih ingat dia bilang apa. Dan, mungkin karena itu, aku ga terlalu pusing dengan apa yang dimaksud dengan berdedikasi... atau mungkin itu juga yang dimaksud dengan berdedikasi ya? Ga tau juga d.

Oh ya? Dia bilang apa?

Ketika kamu create suatu program dan kamu tinggalkan, kamu tidak ubahnya seperti pemuda yang menghamili pacarmu dan meninggalkannya. Analogi yang aneh, jelas-jelas aku cewe. Lagian, mana mau aku dihamili sebelum dinikahin. Pernah waktu itu aku sama cowoku... eh... ngomong apa sih? Salah...

Iya, itu yang dia bilang. Seperti itulah yang kamu lakukan. Jadi... sampai batas-batas tertentu, bekerjalah terus, ciptakan perubahan di sekitarmu, mulai hari ini, mulailah dari dirimu sendiri. Heran, dia mengatakan ini jauh sebelum AA Gym mempopulerkannya. Junjunganmu, bukanlah bossmu. Menyebalkan ketika dia melakukan banyak hal yang kamu tidak suka. Saya kenal baik bossmu. Junjunganmu juga bukan organisasi ini, meski punya banyak nilai yang luar biasa bagus, serasa di surga. Junjungamu adalah Tuhan, yang mengijinkan kamu bekerja di sini, mengijinkan otak dan hatimu bekerja dalam waktu yang bersamaan. Juga masyarakat yang menjadi tanggunganmu.

Hmmm... Jadi... ini tentang Tuhan dan Masyarakat? Dedikasinya ke sana?

Itu menurut dia, yang kemudian aku renungkan. Dia bilang gini lagi, organisasi bisa punya banyak sekali konsep, cara, strategi yang kadang tidak kita pahami. Tapi ketika perubahan kecil kamu lakukan, kamu akan merasa berbeda. Lupakan si .... (dia menyebutkan bosku dengan nama yang tidak pantas kutulis di sini). Dia itu... (sorry, aku ga berani). Tapi, ingat masyarakatmu, ingat Tuhanmu. Mari belajar bertanggung jawab. Kalau kamu memang harus pergi, berkreasi di tempat lain, tetaplah bawa sudut pandang ini, supaya kamu tidak kecewa. Vi, masyarakat... somehow, tidak akan mengecewakanmu. Apalagi Tuhan. Jadi... kalo bos dan organisasi mengecewakan... well, kamu masih punya back up masyarakat dan Tuhan kan?

Kamu ingat KSM-KSM yang kamu bangun? Perubahan apa yang kamu lihat dari mereka? Bersukacitalah untuk setiap perubahan yang kamu lihat, sekecil apapun. Karena mereka tanggung jawabmu. Aneh rasanya dia bicara begitu. Dia ngomong akuntabilitas jauh sebelum aku mempelajari bahwa yang dia sebut itu akuntabilitas.

Tuhan dan masyarakat. Hmmm... aku kayanya pernah dengar kata-kata itu ya. Pro Deo dan apa gitu?

Anyway... sampai sekarang aku belum bisa memberikanmu informasi penting tentang apa itu dedikasi. Aku sendiri belum merasa berdedikasi. Satu hal yang pasti, aku menuju ke sana. Dan aku sangat ingin selalu mengingat kata-kata bapak beruban itu. Itulah sebabnya ketika seorang bapak botak mengirimka imel padaku menceritakan tentang tanggung jawab kerja kepada DIA, aku langsung tersentak, betapa bicara dedikasi -- kalau memang yang kusebut tadi dedikasi -- perlu selalu diingatkan. Butet Manurung aja kadang-kadang kecewa dan ingin berenti kok.

Sorry ya, aku ga bisa menjelaskan tentang dedikasi itu. Satu hal, aku hanya memegang apa yang aku pikir menjadi tanggung jawabku. Bersuara ketika harus. Bertindak. Dan pergi ketika harus. Semuanya dengan alasan... untuk Tuhan dan Masyarakat. Bukan untukku, bukan untuk organisasi, bukan untuk bos.

Semua orang sah-sah saja punya sudut pandang berbeda.



Tuesday, 25 September 2007

chocolate wishes and vanilla dreams

Dulu waktu masih kecil, saya memohon kepada DIA agar diberi saudara laki-laki, sehingga saya bisa bermain segala permainan yang hanya saya bisa lihat dari tetangga or teman-teman saya yang cowok. atau agar ada yang membela saya ketika teman-teman saya jahat dengan saya.

Ketika saya remaja, saya berharap agar si doi mau melirik dan memiliki perasaan yang sama dengan apa yang saya rasakan. Kadang pada saat ini saya juga berharap agar saya lebih cantik, lebih tinggi, lebih kurus, lebih putih ataupun rambut saya bisa lebih berombak...sehingga banyak yang memuji saya. Juga agar cita-cita saya sebagai arkeologi terkabul.

Waktu saya berumur kira-kira awal 20-an, saya berharap agar saya bisa lulus kuliah lebih cepat, bisa dapat kerjaan di suatu perusahaan yang bonafide, and dapat pacar yang sayang banget sama saya(regardless of how do i feel about him)

Nah...yang saya pelajari dari semua permintaan saya adalah..it's all about me...never about others. lalu, ketika umur saya bertambah di pertengahan 20-an, saya sadar bahwa saya tidak pernah benar-benar fullfilled with everything that i have. Lalu saya lebih senang melihat orang lain senang....itu kebahagian buat saya.

Umur saya bertambah, saya belajar, kadang DIA tidak mengabulkan doa dan permohonan kita karena dia akan menggantikannya dengan sesuatu yang akan membuat kita semakin menghargai apa yang kita miliki.

Sebagai contoh; saya memang tidak dapat saudara cowok....tapi saya bertemu dengan teman-teman cowok yang amazingly incredible person, yang selalu ada ketika saya membutuhkan, yang mengajari saya banyak hal...yang membuat saya tersenyum, yang membuat saya menangis.

Si Doi yang saya harap melirik saya tidak pernah melirik saya, tapi saya jadi semakin tahu apa yang saya inginkan bila saya bertemu dengan the one. saya juga tidak makin cantik, dll secara fisik tetapi saya bertemu dengan banyak incredible women yang mengajarkan bahwa beauty is not only skin deep, dan setiap wanita itu memiliki karakter tertentu yang membuatnya cantik.

Saya mungkin tidak menjadi arkeolog seperti Indiana Jones, tetapi saya bekerja di suatu tempat yang membuat saya belajar banyak hal, bertemu dengan orang-orang yang luar biasa...mempelajari hal-hal yang membuat saya semakin menghargai apa yang DIA telah berikan pada saya.

Dan hal yang saya sadari dari akhir 20-an ini adalah, kebahagian saya adalah melihat orang lain bahagia, melihat orang lain tertawa, melihat orang lain senang...Jadi saya semakin yakin I do get my wishes, but not in the way i want, but in the way that i never really expected, in a way that make me believe that there is a meaningful life for each and every one of us!!!

This dedicated to all of my best friends....i love you all!!!

Monday, 24 September 2007

Masa Kecil dan Cinta Orang Dewasa

Semua orang pernah kecil, coba aja bayangkan bagaimana rasanya mengeluarkan seorang Evi dari perut ibunya kalo dia langsung segede sekarang? C'est impossible!

Ketika aku sedih, aku seringkali berharap aku menjadi anak-anak. Apa sih yang mereka pikirkan? Mereka tidak perlu memikirkan boss yang ga asik, ga perlu berurusan dengan temen yang nyebelin, kerjaan yang monoton, keluarga yang demanding, termasuk pacar yang... ga dapat-dapat!!

Masa kecil... dengan baju yang seadanya, Tita malah punya foto yang ga punya baju ketika dia berumur 6. Di meja temen baiknya. Masa kecil, dengan semua permainan tradisional itu, bermain lumpur, lompat tali, gobak sodor, masak-masakan dan menjual. Masa kecil dengan semua makanan jajanan yang sekarang pasti susah dapatnya, coklat ayam, permen pedes, kue-kue dengan gula keringnya, permen rokok, telur cicak... termasuk permen payung. Ketika kecil, kita sering kali ingin cepat-cepat besar. Aku ingat, ketika berumur 6 tahun dan dua bulan lagi akan ulang tahun ke-7, aku selalu meng-claim diriku sudah 7. Padahal secara ilmu kependudukan dan survey, kita masih dianggap 6.

Lalu kita besar. Menjadi orang dewasa secara hukum (meski kadang kita bersikap seperti anak kecil di umur dewasa). Kita jatuh cinta. Lalu kita terluka. Kita malah sekarang dengan sangat sadar mengurangi umur... kalo belum harinya, masih ngaku umur yang kemaren. Temen saya, yang berulang tahun hari ini malah bilang dia berumur 26B, karena menurutnya 27 itu menakutkan. Temen saya yang lain, bilang 42 itu menakutkan, sudah dekat dengan 50.

Pagi ini, aku mendapat pengalaman kalau masa kecil yang bahagia itu bisa diwujudkan dalam cinta orang dewasa. Cinta yang tidak pake syarat, yang terus mencintai, meski yang dicintai menjatuhkan cintanya pada orang ga asik, tidak tau berterima kasih dan... ah sudahlah! Cinta yang terus diberikan, meski yang dicintai masih dalam kebimbangan dengan apa yang dia rasakan. Cinta... yang memberikan kenangan masa kecil dalam bentuk nyata, berupa kiriman seperangkat (bukan alat sholat) makanan tradisional masa kecil.

Ah... kisah romantis selalu membuatku terharu.

Masa kecil itu pastilah sedang meloncat keluar sekarang... bersama mainan yoyo, permen davos, coklat rokok, permen payung... ah... masa kecil itu, kebahagian masa kecil itu ternyata belum hilang ya.

Tiba-tiba saja aku menjadi sentimentil begini ya...

Senang bisa melihat kalau banyak cinta tulus, cinta sejati di sekitar kita, di tengah-tengah ketidakjelasan yang sering kita temui. Dia... membawa rasa bahagia masa kecil itu, tanpa harus menjadi kekanak-kanakan.

Rasanya... begitu nyata, tapi juga... sulit dipercaya!

Hari ulang tahun itu selalu menyenangkan ya Ta. Tapi aku yakin... hari ini pasti luar biasa. Amat sangat. Aku percaya kamu luar biasa bahagia. And I'm happy for you.

Happy birthday, Ta! Happy birthday. Tiba-tiba aku sudah tidak sanggup menulis lagi. Percaya satu hal: cinta itu ada. Cinta sejati itu ada... dan kamu sudah membuktikannya. Terlepas dari apa akhirnya... setidak-tidaknya kamu beruntung bisa merasakannya.

Again, happy birthday, dear!!

Tuesday, 18 September 2007

Gloomy end of year

Akhir tahun..terutama 2 tahun terakhir ini selalu bikin aku pengen marah dan teriak jengkel, kenapa?
well, for a starter saya selalu harus berpisah dengan teman/orang yang sangat berarti dengan saya....

Tahun kemaren, Mbak Diny (SPO tercinta saya, dan juga orang yang mengajari saya banyak hal) memutuskan untuk pindah ke Merauke, mengikuti suami tercinta...padahal saya sedang merasa dekat2nya dengan mbak diny, merasa bisa menyerap ilmunya, nasehat2nya, filosofinya. Ketika saya sudah mulai recover dari perasaan kehilangan yang begitu besar, saya diuji lagi dengan harus berpisah dengan teman saya yang lain, Mas Afit, hicks...sedihnya gak ketulungan, i mean dia itu jujur banget sama saya....kalo saya salah or norak saya kambuh dia pasti ingetin, dia juga gak pelit ilmu....professionally advance deh....

Belum selesai dengan itu, saya sudah harus menghadapi kehilangan orang yang sangat dekat dengan saya, orang yang saya sia-siakan, orang yang saya take for granted seumur hidup saya...teman baik saya, my childhood friend, my ex BF, my bestest buddy, my norak partner, my culinary partner....Johnny.

Yap...saya harus berpisah dengan dia tahun ini juga, ketika dia memutuskan untuk pergi dan melanjutkan sekolahnya. Saya tidak pernah merasa kehilangan yang begitu dalam sampai sekarang...dulu padahal kalau dia mulai sering ganggu saya, saya selalu teriak dan bilang i need a time of my own John!!

Eh sekarang, saya bener2 kangen sama dia(padahal dia belum pergi), membayangkan saya gak bisa telpon dan cerita bahwa saya patah hati, kecewa, sakit, n stress berat ke dia sewaktu2 sudah membuat saya pengin menangis...

Saya menyesal, tidak pernah giving him enough time to let out what in his mind, tidak pernah benar2 mendengarkan mimpi dan harapan dia....jadi ketika dia memutuskan untuk pergi saya malah marah dan merasa bagaimana saya kalo gak ada kamu?

Padahal kalau dia teman baik kita..kita harus membiarkan dia untuk berkembang, mendukung dia ketika dia memutuskan sesuatu yang dia yakini (maafin aku ya John....:(

Mungkin seperti apa kata Evi, saya sedang diajarin oleh Tuhan untuk lebih menghargai orang-orang yang sangat berarti buat saya...orang-orang yang sudah meninggalkan jejak2 yang sangat berarti dalam hidup saya.

Maafin ya Mbak Diny, Mas Afit n Johnny kalo saya kadang, bahkan sering tidak menghargai kalian...sering take you all for granted...
Juga buat teman-teman yang lain...i love you all!!

Tuesday, 11 September 2007

Mbuh

“Get up man, let me show you exactly why we live” a friend of mine slapped my head, attempting to tap my energy. The next minute, off we went to a midnight club somewhere in the heart of the capital city. As we arrived, we were immediately welcomed by thundering sound of house music and dozens of women in mini (super mini) skirts – so short that it barely covered anything. “Look here man; this is exactly why we have to live” said he while coiling his arm to one of the short skirts “happy to be alive”. He immediately plunged himself into the crowd of fun lovers on the dance floor.

As he left, I looked around the place to look for a comfortable spot, perhaps in the corner a little bit distant from the crowd. I landed on a stool at the bar before the dizzying arrays of Chivas Regals, Martinis and Tequilas. “Is this it?” I asked myself. Among the hustle and bustle of this night life, I was drowned in deep thought of the purpose of life. “No way” I thought out loud “If this deafening music were the reason to live, I would have to redesign my entire life”. I sat on the stool for half an hour solely accompanied by my Belize before I decided to hail a taxi and went straight home. Half dizzy and half drunk, “Why live?” my thought kept on asking my entire sanity.

“Why live?” mum repeated my question. I did ask her several times about it – thinking that being a catechist, she would have been able to figure the answer out. I thought wrong. She would start preaching me on living for others and for Him every time and I would intentionally deafen myself.
“Why bother asking that question, while you are still very young? Why don’t you just enjoy it? Now look what you have brought yourself into”, my mind blamed my conscience. They must have been too tired fighting, a moment after, both were silent. I was yet pleased.

“Listen and you shall hear, watch and you shall see”, a heavily bearded thin old man said. My mum’s friend brought me to him, claiming that he might be able to help me out or at least ease my curiosity. “If you really look deep into yourself and listen to what you yourself actually tell, you shall find the answer to the question”, he murmured, leaving me puzzled. “You shall be able to do it if you can control your consciousness. It is what set us apart from the dead”. That night, I thanked him for putting the chocolate on top,” Now, my confusion ends, replaced by a mystery”.

It took me a few years to realize what he said. “How many times in life do I actually listen to myself?” I listened to people, to desire, to wishes, to expectations – all but myself and conscience. “How many times do I look back and actually see who I really am?” He did mean something after all.

Today, every now and then, I practice to listen more. The more I listen the more I learn. I listen to liars to learn honesty. I listen to chatterboxes to learn the importance of silence. Every now and then, I take some distance and see myself for even a mountain is invisible before our eyes. “Look, you are off the track”, I sometimes say to myself from a distance.

The question “Why live?” remains unanswered. Yet, until the day I find the answer or a way to figure it out, I will keep on listening to and looking back to myself.

Monday, 3 September 2007

Luck itu apa ya???

Wah...hari ini kita sedang membahas luck, is it exist or not? menurut saya kadang Tuhan memberi kita contoh orang yang sebegitu mudahnya mendapatkan semuanya tanpa pernah berterimakasih atas pemberian-Nya. (terimakasih disini bukan berarti hanya berkata terimakasih Tuhan, tapi lebih dari itu....dengan menunjukkan sikap or attitude yang show that we are thankful too)

Gak bohong kalo kadang saya juga jengkel melihat ada beberapa orang yang begitu mudahnya mendapatkan sesuatu yang menurut saya lebih pantas diberikan ke orang yang memang seharusnya, tapi saya jadi teringat dengan perkataan teman saya "kadang-kadang Tuhan akan terus memberi semua keinginanmu dengan mudah, hingga kita kadang-kadang melupakan-Nya, karena dia sedang menguji dengan kemudahan itu..."

Well agree or not....kadang itu terjadi....tapi dipikir-pikir saya senang kok walaupun i have to work twice or even three times harder than other to get that certain things that i longed for....ada kepuasan tertentu dan rasa menghormati yang sangat tinggi....

Luck=whatever!!!!

Friday, 31 August 2007

Kalau Nanti Aku jadi Bos...

Kalo nanti aku jadi bos...

Aku akan sangat menghargai hasil kerja staff-ku,
aku tidak membiarkan suamiku menjadi Tuan Bos...
aku akan menganggap staffku sebagai partner, bukan bawahan
karena aku ga akan dianggap bos kalo ga ada mereka

Aku akan berbicara secara pribadi buat mereka yang menurun kinerjanya
akan kutepuk pundak mereka yang berusaha keras dan mengatakan 'good job'
akan kukatakan hasil kerja ini kerja tim, tidak melulu hasil kerjaku

Kutunjukkan menjadi bos, bukan berarti berjarak
aku akan menjadi teladan buat mereka, terlepas dari semua kekuranganku
kutunjukkan tindakan sesuai dengan kata-kata
instead of mengatakan 'saya pasang badan', aku akan bilang, 'bagaimana saya bisa membantu Anda untuk bekerja lebih baik?'

Kalau nanti aku jadi bos,
aku ga akan jadi bos,
aku akan jadi pemimpin, berusaha jadi teladan
melihat semua potensi... mencari solusi, bukan masalah

Tuhan... aku tau itu berat,
karena itu, bila menurut-Mu aku belum pantas, biarlah aku menjadi bawahan yang selalu belajar
kalau waktunya tiba, ingatkan aku, kalau jabatan yang Kau berikan
seharusnya kupegang dengan penuh tanggung jawab
Amin

Thursday, 23 August 2007

Life is full of surprise

I woke up at 5 a.m. so full of energy to go fishing with my (not so dearly) father. Just before we hit the street, that very father of mine cried for a decent breakfast - a pincuk of gudheg. So, in the misty morning, with chills hitting my entire (much hairier) head, I rode down the street with my (huge .. oops) beloved mom to our relative's gudheg stall around the market. It was, as usual, crowded, everybody seemed to crave for good food in the mornin' (reminds me of y'all). Mom was busy chosin' n pickin' n chattin' when .... BAM .... that shock struck. Everyody ran for their life. I must have been the Mr. Market at that time - everybody ( I mean it) screamed and hugged me, held me like they never let me go. So this is the feeling (hello Broadway ... hello Hollywood) of being a superstar. Too bad, they were all either simbok-simbok, simbah-simbah or ibu-ibu. Next thing I know... BAM... I was heading to my home," Gosh, there goes my beloved house", I thought. Then, ... BAM... I faced an immense crowd, heading uphill. "Tsunami's comin'" cried all. ....BAM...no way.. BAM... I dont give a damn! No one shall stop me, I am on a mission here. Next... BAM.. one dead body ...BAM ...two..BAM ... many ... BAM...countless. Next thing ...BAM.. I set up my own relief center. After that...BAM.. my bule friend called, then ...BAM... I was a logistic fixer .. what the hell is this post? ...BAM... good news, Ito's mom got pregnant.( I dont remember which trial was succesful)... BAM...there comes my SPO Education ...BAM... Ito was born...BAM...BAM..BAM I got too many BAMs already. Just look at it, life is full of surprise. You ar enever too ready for it.

Wednesday, 22 August 2007

The new begining....(Part 1)

Semuanya mulai dengan bosan, waktu itu saya ditengah2 kejenuhan akan pekerjaan saya di suatu lembaga konsultasi pendidikan, sampai pada tahap dimana pergi ke kantor supaya ketemuan ama teman-teman saja atau untuk mengisi waktu.

Waktu jam makan siang saya membaca koran lokal dan disana ditulis lowongan untuk PO-Education untuk islamic school. Waktu membaca lowongan itu saya pikir ini sangat menarik walaupun jujur saja saya gak ngeh apaan seh ini. Dan saya tulis email lalu kirim. Kira-kira seminggu kemudian saya ditelpon oleh M'Diny(SPO saya di pontianak) dan disuruh datang ke kantor (yang saya yakin banget...alamatnya kan di komplek perumahan gitu).

Pergilah saya ke kantor itu (masih ingat jam 9 pagi, saya pakai baju warna ungu yang sekarang hilang entah kemana), pas di depan kantor itu, saya di cegat ama security yang kayaknya terkaget-kaget lihat saya(mungkin rambut spiky saya yang warnanya memang shocking itu, ada hint brown gold dan copper blonde....bayangin aja....wuiahahahhahaaha), terus belum lagi saya sibuk banget komplain kok gak ada tempat parkir mobil sih...

Masuklah saya ke ruang tunggu, and ketemu ama m'ningsih(yang dengan mata terbelalak nawarin saya minum....) terus diseblah saya duduk 2 orang yang modelnya bener2 mahasiswa IAIN or guru agama(tanpa mendiskreditkan mereka ya, malahan saya jiper...please deh what do i know about islamic education)- terus mereka tanya nama, tanya pengalaman (yang saya ingat yang satu guru di madrasah yang lagi ambil s2 pernah kerja di IOM, yang satu lagi mahasiswa IAIN yang juga kebetulan ngajar di Madrasah...), tentu saja saya mau teriak dan bilang "what did i do..gila ya....udah gua mau cabut aja"

Dan ketika melihat orang-orang itu keluar dari ruangannya bu Nuri, saya bisa lihat mereka yakin banget. Datanglah giliran saya, masuk ke ruangan itu saja sudah menyeramkan. Bayangin disana sudah duduk Bu Nuri, Mbak Dinya(yang dua2nya pake kerudung dan kelihatan amat sangat professional) lalu ada Bu Mandy. Mereka lihat saya aja kayaknya udah sangsi berat gitu...lalu pertanyaan demi pertanyaan terucap...masih ingat banget ditanyain tentang advokasi dan denga sukses saya malah nanya balik (ke bu Mandy.."what is advocacy?never heard that word before ")

Berikut keluar dari ruangan, saya disuruh test tertulis, and pertanyaannya tentang perubahan apa yang akan saya lakukan bila saya kerja di islamic school (mampus deh..what did i do again??)- saya masih ingat kalimat pertama di essay saya " I have no previous experience that make me better that other candidates especially on islamic school, but i can assure you i'm more than glad if i can make a positive changes in these program...."

Dan pulanglah saya, tapi saya gak langsung masuk ke kantor lama saya, malahan ke showroom dan cerita sama temen baik saya...yang selalu terkaget-kaget dan menertawakan apa yang saya lakukan. Waktu itu Ronny juga masih ada(may God rest his souls) dan bilang, saya memang orang iseng dan paling nekat yang pernah dia kenal...saya cuman senyum-senyum gak jelas.

Lalu karena sudah sore, saya pikir saya mau langsung pulang....dan dalam perjalanan pulang itu saya ditelpon m'Diny dan she said the sentences that change my whole entire life...."setelah test tadi, Tita kami tunggu utk penandatangan kontrak....". Jujur perasaan saya senang...tapi juga kuatir, what kind of job wait for me.

Besoknya saya langsung tulis surat resign, langsung cabut gak peduli nasib kantor yang lama. Dan minggu depannya saya mulai masuk kantor, dikenalkan ke setiap staff -yang pertama Mas David(nice person, tapi kayaknya tengil deh. and garing...emang iya....), terus Mas Deny(wah diem banget ya...senyum-senyum...kayaknya santun-padahal setelah tahu aslinya..please deh...), lalu Mbak Ida(wah...berkerudung pula orang ini...pasti udah hebat banget neh..and cerewet banget), lalu Mbak Ningsih (wah helper yang baik...pinter masak, keibuan lagi....).

Tentu saja Mbak Diny(salah satu orang yang memberi saya kesempatan untuk berubah...baik, sangat senang berbagi ilmu, kakak yang baik). Then here we go, my first week...dengan segala induction yang pernah ada. Induction pertama tentang CPP dong....dua hari penuh euy, berikutnya finance and logistic yang disampaikan penuh dengan tidak ada niat oleh Mas David dan Mas Deny yang lebih banyak hahahihihi, lalu berikutnya tentang program yang disampaikan oleh Mbak Diny(gua takut berat euy.....tapi ada rasa ingin belajar yang lebih besar gitu)

Terus setelah digodok dan sempet ditinggal sama mbak2(Mbak Diny and Mbak Ida), dan langsung disuruh atur2 jadwal baseline survey ke delapan Madrasah.....jadi bayangkan, saya sudah gak tahu apa-apa, disuruh atur jadwal, kirim undangan ke madrasah-madrasah itu, and sekalian memperkenalkan diri. So here i go, mengantar undangan dan kenalan(masih ingat drivernya Pak Parman-yang keliatan galak dan badannya gede, gak pernah senyum, diem aja selama perjalanan....tapi setelah kenal baikkkkkkkkkkkkkkkk bangetttttttttt dan sayang bangeeeeeeet sama kita di LAPIS.....)

Kenalan deh sama madrasah-madrasah yang jadi partner, banyak yang kayaknya gak terlalu seneng sama penampilan luar....harus diubah, itu kata-kata yang keluar dari hati saya. So sorenya saya pergi ke salon langganan, rapiin rambut make it normal.

Lalu, setelah itu datanglah saat saya harus mengantar undangan ke salah satu madrasah yang tempatnya nun jauuuuuuuuuhhhhhhh di ujung dunia, namanya MIS Darun Nasyiin, untung waktu itu ada Mbak Yuyum (orangnya baeeek, ribut, ribut.....tapi mau bagi2 ilmu juga) dan Mbak Ida(yang sudah kembali dari pelatihan). Wah....wah, tempatnya gak terbayangkan...(will continue....with pics ya!!)

Tuesday, 21 August 2007

kok gitu ya....

Wah kalian sampai hati cerita tentang dia...our long lost dearly beloved Mas Afit(bo...gua sedih gak ada lu....hicks....hicks....)

Dia gak ada di kantor itu kayaknya ada yang kurang pas; pagi2 biasa ada aja yang komentar aneh-aneh, or jam 430 ada yang disturb kita, or ditengah-tengah jam kantor "Titaaaaaaaaa......sini!!!" lalu nunjukin aku hal-hal yang lucu or aneh. Terus pas jam pulang kantor gak ada yang teriak-teriak "mau kemana neh..." or "Ibeng/Mas Chairun...pulang yok"

Hicks...aku kangen banget ama kamu mas(lucunya...padahal kalo mas ada aku suka jengkel juga....)DUDE balik dong...gua beliin deh jam guess yang kemaren lu tunjukin.....

Kangen Mas!! Huaaa...

Ini hari kedua kamu ga ada di kantor...

Tau ga, Senin pagi, Dessy bawain pesanan kita. Biar si level K ga ribut, kita nyobaik semua baju di kubik gue. Tita marah-marah karena cardigan ungu yang kupesan ternyata seleranya Tita. Dia bilang (gue yakin lu bisa membayangkan tampangnya), "I would do anything to have that, Evi." Dia minta Pak Sas bilang kalo cardigan itu bagus di dia, bukan di gue, jawaban si bapak bikin dia manyun. Dia minta tolong ke Mas C, lu tau, bahkan pagi2, jawabannya ngebetein, "Ta... ga ada satu warna yang hanya cocok di satu orang."

Coba kamu ada, pasti lu ikutan nyobaik salah satu cardigan atau mungkin sepatu. Dan bergaya ala Paris Hilton di serial parfumnya dia...

Kangen!! Hiks...

Kantor ga seru lagi.

Mas C and Ibeng berbaik hati nemenin kita nongrong di Kedai Kopi. Sekarang ada menu baru lhooooo... Brownies, muffin, macaroni... plus minumannya. Kartu member juga dah jadi. Kita dapat diskon 11%. Tapi obrolannya ga lucu. Well... Mas C sih cerita sesuatu yang lucu, tapi sebelumnya dia cerita sesuatu yang jorok. Yang mengandung tokai. Jijaaaaaaaaiiii

Coba kalo elu ada...

Hiks... kangen! Lu pasti lagi senang2 sama yayang di Singapur kan...? Huaaa... kangen neh!!

Monday, 20 August 2007

serial geng asik ( asik banget!! )

Kantor ini begitu sumringah waktu ada inisiatif untuk mengadakan perlombaan ( siapa takut ; tantang satu ke yang lainnya ). Tidak ada gengsi, malu atau jaim..mulai dari level gaji ( he?!? ) A sampai I. Lomba cerdas cermat yang aneh ( bunyi belnya aja 'pret', 'tuut' dan 'kluk' apalagi pertanyaanya ), makan kerupuk ( mumpung gratis neeh ), tarik tambang ( cuman buat cowok aja yang serius yang cewek lebih mirip seperti pita penghias di tali tambang ditambah dengan jeritannya..), lomba merias wajah cewek yang dilakukan oleh para cowok ( ini buat apa?.. masak eyeliner jadi lipstick ) gak ada yang cantik, anggun dan menawan lagi, gak ada lagi bodyshop, esteelauder apalagi natasha.. semua teori kecantikan itu berubah total ditangan besi para lelaki kantor.Upacara, pembagian hadiah dan menyanyikan lagu nasional ( kebanyakan lupanya ), perut sakit dengan tawa seharian. Dan hari itu terlihat jelas siapa saja anggota genk asik itu sebenarnya, Semua isi kantor ini adalah anggota genk asik.. hanya satu orang yang nggak mau ikut permainan, yah satu orang dari level "K" yang bukan anggota genk asik!!





Wednesday, 15 August 2007

Celebration of life




“Celebration of life” said this formerly-not-good-looking male creature.
I spent my last vacation in stylish fashion – stylish in my own version. I brought my son Ito to a celebration of life in his grandparents’ hometown. It was a ‘Rasulan’- our local version of ‘Thanksgiving’ day intended to thank God and the spirits who have helped village people to get a good harvest this year. It is always held in Monday Kliwon as it used to be the day when our village was created.

Perayaan dimulai sehari sebelum Rasul. People flock to the market for a major purchase. Beli sayur sembarang lir, bahan buat bikin all traditional delicacies and jangan lupa whole seluruh dunia busy cooking. Masak sayur Lombok (itu sayur Lombok yang katutan tempe, two tempes, a kilo of chili) – eating this is like you are busted when cheating on your boyfriend – a really hard slap on the face. Si Lombok itu akan ditemani peyek, a form of traditional crackers of nuts or black soyas. Tapi seringnya peyek ini kayak pacar yang ndableg banget – keras banget pas dimakan. The nicest ending of the day, kecuali frekwensi ke WC yang meningkat drastis (thanks to jangan Lombok), di Balai Desa ada Klenengan (gamelan instruments) sampe pagi – what a lullaby.

Esuk umun-umun, dah ada yang maen tabuhan. The Reog Dancers are getting ready. These dancers are all tough bastards. Gali-gali tattoan ning njoged tradisionil, elok pol. Jam 8, the departed. First place to Resan (Resan itu pohon beringin yang segedhe Voltus V gak cuma segedhe Gaban) – a hundred-year old banyan tree believed to be the place where elder spirits – village founders rested. Yang padha mau nari burning incense, umak umik (doanya piye ya?) intinya minta ijin mo nari ke seluruh desa. Karena pohonnya a good listener, gak perlu waktu lama doa terus langsung gamelan bunyi lagi.
Mulailah merapatkan barisan wong yang nari itu 16 orang je.

The dancers represent two parties, good party and evil party. Yang partai baik dipimpin Penthul, tokoh yang walopun giginya tonggos tapi putih; yang satunya partai hitam dipimpin Beles, dah tonggos hitam lagi – tapi mereka ini so damn funny, pokoke selucu lomba make - up lah. Ya intinya perang, saling menyerang, putih kalah dulu terus akhirnya menang.
There are two amazing things though. Satu, the swords are real swords , jadi perangnya kayak betula itu wong pedange sampe bocel bocel. Secondly, the dancers harus nari ….. minimal 17 kali, muntah – muntah deh.
Para penari ini yang menjemput offering dari seluruh RT di desa, lalu diantar ke balai desa, untuk diberkati and diperebutkan. Kalo dulu the whole chicken itu yang paling ditunggu and diperjuangkan. Eh, now it seems everybody has turn into vegetarian, yang berebut ayam cuma dikit, kurang seru. Still everybody is fighting for the offering, ngalap berkah katanya.
Puppet show is the last entertainment of the day. Jam 9 malem mulai tapi yang nonton, wuuiih ratusan bahkan ribuan, yet they sit in orderly fashion rapi banget – semua bisa liat, sesuatu yang sudah susah dilakukan bangsa ini. Sampai balita2 aja diajak nonton lho, bahkan banyak yang naik truk bareng – bareng kayak kambing kurban mo disembelih pokoke.
The traditional value has not been entirely fading, in fact. Look, people thank God no matter how small they earn. People get in line no matter how long they have to wait. People feed others though they barely feed themselves. And together and equally they sit regardless their color, wealth, looks, smells, anything. What a life to celebrate. Kapan ya ini bisa terus terjadi?

Tuesday, 7 August 2007

Eh tau gak....

Lagi mampet ide neh buat nerusin tulisan-tulisan yang sudah numpuk dari kemarin-kemarin....kenapa ya?
padahal di kepala saya sudah banyak ide buat ditumpahkan...eh waktu coba nulisin malah ada aja yang kelupaan, yang pada akhirnya malah gak jadi apa-apa...

Malahan lagi kreatif banget mikirin ya seperti kata Evi, alasan untuk resign:
1. Jaga Showroom
2. Chase my lifelong dream by becoming the next Britney Spears
3. Yang paling keren " mau jadi pertapa di Tibet...jadi muridnya Babuji kayak Richard Gere"
4. Yang paling gak ada matinya "i'm having enough with what i'm doing...."

Banyak Alasan untuk Resign

Tiga kali pindah tempat, aku menggunakan alasan berikut untuk resign:
Pertama, Bosan dengan pekerjaan yang itu-itu saja, mulai merasa mapan di posisi itu jadi, ga baik untuk pengembangan diri.
Kedua, well, personal reason, ga asik punya pacar satu kantor dengan boss yang ga bisa membedakan urusan personal dengan profesional
Ketiga, pengen sekolah (walau pada akhirnya ga jadi sekolah)

Tapiiiii...., di kantor sekarang, karena pak bos suka ga mengijinkan orang resignd dengan alasan profesional, maka temen-temen mulai bikin alasan kreatif:

"Saya mau menikah, Pak."
"Saya mau buka toko (kelontong), Pak."
"Saya mau persiapan tunangan, Pak." Lho??

Belakangan ketika CD kirim surat farewell ke semua, temen-temen pada bilang, "Hah?! Pak .... mau kawin lagi ya?" Kekeke....

Kalau nanti aku mau resign kira-kira aku pake alasan apa ya? Paling enak sih nyelesaian kontrak setahun ini, tapi kalo resign di tengah jalan, apalagi alasanku ya? Hmmm...
"Saya ga bisa kerjasama sama Bapak" ?
"Saya mau buka panti pijat Pak" ? (soalnya kelontong dah banyak yang pake, Tita dah ngambil jaga show room)
"Mau buka restoran" ?

Uuuuh... ide kurang kreatip.

Bantuin doooong!!

Friday, 3 August 2007

Name tags

As we are becoming very close to each other, we can already associate some deed or action with someone. I am trying to name tag you according to the first letter of your name. Check and feel it.
Afit : A bag of laughter, an office clown
Budiarto : Big is how you talk
Camelia : Calmly resist her superior
Chairun : Come on ol’ man, hurry up
Desy : Don’t tell me you don’t like shoppin’
Dhian : Definitely alone
Evi : Excuse me, I don’t think so
Hayu : Hate me but I ll still eat mie gelas
Ibeng : Intolerable habit of nose picking
Icut : Indifferent or introvert?
Ita : Intimacy is my new hobby
Lusi : Listen to me
Lusia : Late is a habit
Pitoyo : Punctuality is my long forgotten middle name
Sari : Strangely not behaving herself lately
Tanto : Three hair one head
Tita : Tons of loud words
Yip : Young blood, hot blooded
Yolin : You just wont listen will you?

Thursday, 2 August 2007

Serial Genk Asik (2)-Member lagi


Orang kedua, yang punya tingkat narsis yang hampir sama, kelakuan hampir mirip dan untungnya (ruginya?) mereka ada di tim yang sama adalah pacarnya donal bebek.

Dalam situasi seperti apapun, mau lagi kerja, mau lagi makan, jangan pernah arahkan lensa kamera ke dia, kalau tidak mau dia ngambil posisi 'siap foto'. Pose lengkap. Fuuuiiiiihhh...

Eh... foto yang ini emang ga mempelihatkan dia siap foto. Tunggu, masih ada yang lain kok. Kebiasaan lain lagi dari tante yang satu ini suka belanja. Sukaaaa banget belanja. Amat sangat. Teramat. Setiap kali pulang dari Jakarta, maka ruangannya akan dipenuhi cewe-cewe yang memperhatikan penampilan mereka. Mulai dari cardigan, kemeja, sampe semua pernak pernik lainnya ada di ruangannya. Untunglah seleranya bagus, sehingga semua barang dagangannya habis dalam sekejap hehe.

Serial Genk Asik (2)-Member

Hmmm..., siapakah sebenarnya genk asik itu? (Kok sound like iklan rokok yak?). Menurutku ada:

Cowo sok cakep, yang menganggap kecakepannya itu malapetaka, katanya, "Kita ga bisa mendapatkan semua yang kita inginkan. Contohnya gue, gue ga suka dengan kegantengan gue, soalnya gue jadi sering2 dikejar agen mode!" Gubrak!! Dia yang suka melakukan harassment, dengan plak plak plaknya, sampe kemaren EPM kita penuh curiga menatapnya ketika simulasi kita daulat jadi TL.

Dia, yang selalu ribut, mampir di partisi kita dengan gaya rumpi, yang selalu ribut setiap punya barang baru, mulai dari kemeja pink sampe spokat ijo. Dia yang suka ngibulin Tita waktu tebak-tebakan lirik lagu. Terang aja dia menang, dia cari lirik lagu langsung di google.

Dia yang merusak citra karakter Sayuti dalam OB jadi berubah 180 derajat.

Satu lagi, dia juga tergabung dalam komunitas numpang dot com. Dalam hal ini dia tiada duanya, bayangkan, sore jam 5-an dia dah teriak2 sama Nadirin, "Hoiiii!! Lu mau pulang kaga seh?? Gue ga mau lama-lama nunggu. Ayo pulang!!" Sebenarnya itu ga masalah, kalo motor itu dia yang punya. Lha, motor itu punya Nadirin, dia yang numpang kok malah nyolot yak?

Dia, yang selalu paling gaya kalo difoto!

Dia... yang dengan semua daya upaya rayuan kita, tetap ngotot mau pindah!!

Wednesday, 25 July 2007

serial genk asik (1)

Akankah genk asik kehilangan anggotanya?

Suasana kantor ini belakangan jadi seperti gila. Sebetulnya kabar duka buat anggota genk asik yang beranggotakan : orang orang ok, nekat, straight to the point, single (?!), suka petualangan, berselera humor tinggi, punya rasa bingung terhadap hidup yang gak kalah tingginya, yach pokoknya makhluk makhluk keren, ngawur dan berdedikasi pada dirinya sendiri yang ada dikantor ini termasuk anggota genk asik.

Kabar dukanya adalah ketika salah seorang anggota dari genk asik ini mau cabut gigi ( eh..salah mau cabut dari jogja maksudnya..). Sebetulnya waktu di kucingan code, tugu ataupu kedai kopi, kita pernah sepakat untuk menunggu pada hari yang tepat untuk meninggalkan kapal karam ini bersama sama.

Semua rayuan udah dikeluarkan dari anggota genk asik sendiri atau dari genk tetangga ( genk gak asik : yang berisi : orang orang gak keren, gak humoris dan gak bingung ).

Mau tau bentuk rayuannya? wah cowok cowok yang lain pasti iri dehh, dari mulai : " siapa jantung hati kantor ini?", " bendera setengah tiang", "aku temenin naik andhong liat ringin di kotagedhe..", " aku pinjemin mac book ku", " aku bayarin ongkos angkot nomor lima selama sebulan deh..", " sebulannya lagi gue dehh", " gue tiga bulan dehh, jadi komplit enam bulan", " kita bayarin tiket ke maumere..( nah siapa juga yang mau ke maumere )", " kita ke bali deh ", " kita iuran bayarin ke javana spa..dehh" ....... Wahh bisa bisa enam bulan kita gak belanja dunk!.... tapi mintanya di bayarin ke "club med", "umroh", Walah bang.......

Aku pribadi sendiri merasa sedih, meski aku tau alasannya dan itu yang terbaik buat dia... tapi siapa yang akan berdiri di partisi kita sambil bilang " eh, eh kalian tau gak..?" trus siapa yang akan temeni kita jalan jalan dan buat kita terpingkal pingkal ditengah jalan atau di kedai kopi ?....
huhhhhhhhhhhhh???

Monday, 23 July 2007

Pikiran

wah, cara berpikir setiap orang ternyata berbeda-beda. Menurut saya ini sangat menarik karena cara berpikir tidak hanya dipengaruhi oleh background pendidikan tetapi lebih kompleks dari itu.Cara berpikir bisa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, teman, bahan bacaan, bahkan other factors that sometimes gak terpikir oleh kita.

Selama ini saya berteman dengan orang yang hampir memiliki cara berpikir yang sama dengan saya, tetapi akhir-akhir ini saya banyak menemukan orang dengan cara berpikir yang menurut saya ajaib sekali.Ajaib disini dalam artian positif, karena dengan masih adanya orang seperti itu kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki dan ketahui dan tentu saja harus membagi semua pengetahuan kita.

Terkadang saya juga bingung, karena saya sendiri besar dalam lingkungan yang akar budaya tidak terlalu jelas...tetapi saya berusah untuk menemukan akar budaya saya, karena dengan mengenali akar budaya kita maka kita akan mengenali diri kita sendiri. Dengan mengenali diri sendiri tentu saja kita mengetahui dari mana asal buah pikiran kita.

Wednesday, 18 July 2007

Kabut dan Sejarah yang Terulang

Aku ingat, waktu aku lulus kuliah, di bagian depan skripsiku, aku menuliskan lagu favoritku:

Banyak hal tak kupahami, dalam masa menjelang
Namun t'rang bagiku kini, tangan Tuhan yang pegang

Itu lagu favoritku, ketika kerangka penilitian yang sudah disetujui, masuk ke babak study pustaka, setelah 4 bulan, profesornya minta diganti, aku menyanyikan lagu itu dengan menangis. Ketika penelitian yang lama dan harus ngejar-ngejar dosen sampe ke Jakarta, aku menyanyikan lagu ini. Bahkan ketika ujian skripsiku batal karena dosen pengujinya LUPA bilang dia mau keluar kota, aku pulang ke kost sambil menyanyikan lagu ini.


Kata dosen yang ngajar Perubahan Sosial, kalau sejarah sering kali berulang.
Dan itu benar.

Saat itu rasanya seperti berjalan dalam kabut dengan jalan yang berbatu. Salah-salah bisa jatuh. Dan apa yang kita tahu cuma beberapa meter di depan kita. Tapi kata salah seorang temanku, mengetahui beberapa langkah saja sudah cukup. Karena dengan begitu, kita akan menaruh kepercayaan penuh pada Dia yang membimbing kita.

Belakangan ini, aku merasa hal yang dulu aku rasakan. Serba meragukan... serba ga jelas... serba menyakitkan. Aku hanya tahu beberapa hal. Tapi, seperti kata temenku, itu saja sudah cukup.

Bukankah kita tahu, kalau suatu saat matahari akan mengusir kabut itu? Kalau semua ini akan ada akhirnya? Yang perlu aku lakukan hanya percaya kalau yang terbaik akan datang.


Bukankah begitu?





Wednesday, 11 July 2007

analyze that


Once upon a time there was a princess that losing her mind because there was a boy...no..a man that able to make her feel real good but it is to good to be true. the man even able sometimes make her losing her mind because whatever she feel depends on him.


So the princess decide to go to her favourite hairstylist, hence the name Ah-kim....and for all she knows the hairstylist make her feel even worse. All her friends laughing at her, the princess felt really bad she would do anything to have her hair back to normal. There she went to the hairstylist once more, for all that the princess understand, the hairstylist asked her "whatever happen to our royal highness, you used to be so happy so full of life...sooo misguided?" there she realize that this emotional rollercoaster shouldn't happen.


After that, she went to her ivory tower...thinking what should she do, wondering where she would go, would she let herself to feel this miserable yet somehow make her feel something new feeling keep on going until infinity. So, like a lighting thunder she understand she must confess it or she will regret it for the rest of her life.


Hence, the princess went to the so called palace where the man live on. The princess with the help of few fairy godmothers let out the feeling....wasn't so hard as she always thought of,but the princess are left wondering...she wonders if that is ok for her to do that, although she believed that you can't cry over a spoil milk...but somehow she still in such deep confusion...
"what should i do? should i just let it all out? or keep some to myself?"....
To be continued...

esa........


Kamu bener, tralu banyak kotak kotak di dunia ini, kotak agama, kotak suku, kotak ras, budaya. Iyalah vi, banyak orang yang nggak pernah ngerti apa fungsi kotak kotak itu. Apa salah kita jadi orang jawa, batak, cina, dayak, timor, asalkan kita bukan orang hutan kan? Kita gak meminta dilahirkan di kotak kotak yang memisahkan satu dengan yang lainnya itu.
Kamu sahabatku yang baik, manis dan yang paling hebat adalah “kamu pinter” ..( yaaa……selain kamu suka pipis sembarangan :) ). Aku yakin kamu bisa lewatin ini semua, tapi ya sabarrrr emang gak mudah (kalo bisa milih sih, milih kejatuhan botol air mineral kosong aja, bukan UPS atau peti es ).
Ingat, selain cantik juga baik (hehe), jadi suatu saat mungkin kalo – DIA inginkan kamu tetap dengan si Goerge Clooney itu, pasti ada jalannya dan kalau bukan dia……mungkin dengan lenny kravitz, Justin timberlake, Keanu reeves, brad pitt ( asal bukan Leonardo di caprio !!).
So girl, kalo ini bukan untuk dua hari, bukan untuk dua minggu…… Jangan lama lama ya manyun nya. Dan bukankah masih banyak tubuh jogja yang belum kita eksplorasi??

Wednesday, 4 July 2007

been a while

udah lama gak bagi-bagi cerita ya disini, anyway gimana menurut kalian rasanya tinggal di yogya after 6 months(that applied to me deh..and mbak dian kayaknya..kalo evi aku tau belum nyampe seh..but do let me know)

Buat saya 6 bulan disini is a challenging life dan saya juga ngerasa i'm able to see life in a different view compare to a year ago. Bulan pertama sampe kira2 bulan ke 3, i seriously hate this place...bukannya karena gak ada temen or apa...but mainly do to the people around, gak ada asiknya deh, i found there is too many rules here(bayangin dulu waktu masih di ponti, aku mau pulang jam berapa aja boleh..pokoknya kasih tau orang rumah dulu), and sekarang ada ibu kost yang super cerewet yang pukul rata jam 9 dah harus sampai di tempat kost.

Belum lagi masalah bahasa yang bikin kepala pusing and frustrated, serius deh saya bener-bener tidak ngerti whatever these people are talking about, so yang ada adalah rasa bete and jengkel kalo lagi kerja....waktu orang2 itu guyon...saya cuman senyum kuda soalnya bener-bener gak ngerti

terus jujur saja, almost every two weeks saya cabut aja ke jakarta for my weekend...ketemuan ama temen2 disana, berhaha hihi...(yang jelas karena kebiasaan ini duit banyak terkuras dong). I guess it's a part of adapting to a new place, eventhough saya biasanya quite good at adapting to a new place...but because my family historical background(Evi and Mbak Dian tau kan kenapa...??) saya jadi agak "nolak" budaya-budaya baru yang saya temui disini.

then 4th month came, nah...ternyata saya harus pisah ama my best friend who became my BF. Ini dia the turning point of my life here....mau balik ke hometown, males aja(secara saya pastiiiiiii ketemu ama dia karena kan ortu dia and ortu saya partner kerja)...jadi kan tengsin juga mau balik.

Eh somehow, saya jadi tambah deket ama temen2 sekantor pas bulan itu...and sampe sekarang...and hopefuly forever and ever. Nah selama bulan ke 4 sampe ke 6 ini. A lot of things happen...seriously a lot lho.

well...yang pasti i experience many things, seperti travel back to ambon(always hold a special place in my heart!!! this place is b-e-a-u-t-i-f-u-l!!! and the people are seriously friendly), meeting and talking to many people who has a different view on life, and of course...finally i fall in love....this feeling eventhough not recommendable for your health but it is very good for your mood!!!

Terus, setelah ini...can't wait for other experience dong!!! and yang pasti maumere...merauke here i come!!!!

bling

Monday, 2 July 2007

Yang Pertama itu........

Yang namanya pertama pasti membuat bingung. Kadang gak bisa dilupakan, kadang menjengkelkan, kadang malu maluin, kadang manis, kadang gak enak etc.
Hari pertama kerja setelah fresh graduated, rasanya pengen keluar hari keduanya. Hari pertama dapat tamu bulanan , Gaji pertama, Masuk sekolah pertama…gak kebayang rasanya. Sampe ada cinta pertama yang konon susah dilupakan ( katanya… ), apalagi first kiss....hmmmmmm !!
Dan pasti yang pertama itu harus bisa memberi pelajaran buat kita mau apa untuk kedua, ketiga dan seterusnya….. rencana yang lebih baik, kalo bahasa reportingnya : lesson learned !!!
Dan kali ini pengalaman pertama ku… Bukan ttg Bangkok tapi ttg 10 hal YANG PERTAMA..

1. “Biasa aja mbak..!” kata penjepret pas poto passport pertamaku gara gara aku terlalu narcis buat gaya waktu pas photo , akibatnya hasilnya jadi mati gaya deh. Sesampainya di meja wawancara yang ditanya bukan lagi ttg kewarganegaraan atau tujuanku bikin dokumen warna hijau itu, tapi udah punya pacar belum, kapan kawin ?? Please deh pak.. ( toh bagiku itu masalah pilihan hidup !! )
2. Menuju ke bandara dengan orang orang tercinta, suporternya gak kalah dengan rombongan umroh.
Sesampainya di pesawat bermaskapai penerbangan asing itu, semua pramugari ngajak omong bahasa Thai, hahh…..@#$%^. Duduk bersebelahan dengan seorang ibu , profesor sebuah universitas terkemuka jakarta, dia bercerita ttg apa yang dia tahu dan pendapatnya ttg nGO ( mungkin dia ingat munir orang lsm yang diracun dan ada hubungannya dengan penerbangan int. :p ). “Untung “..dalam hatiku ketemu orang orang seperti mereka yang udah biasa keluar masuk negeri orang. Jadi aku ngikut aja.. meski mereka sempat salah arah juga!!

3. Akhirnya sampai juga di bandara kota Bangkok..sangat millennium. Pas turun dari pesawat rasanya seperti diringi musik musik pantai kayak Leonardo di caprio di film Beach, Wah serasa dehh…
Dan naik taxi menuju hotel yang telah ditentukan.. SENDIRIAN dan PERTAMA..huifhh..…jadi ingat cerita tita dan evi ( yang pernah ke Bangkok duluan ):: ‘kalo taxi drivernya gak berbahasa inggris’. Sampai didalam taxi dah duduk dengan santai, sopirnya nanya nanya sedikit aku jawab sedikit dengan agak underestimated gitu ( mengingat cerita tita dan evi tadi ). Tapi lama lama dia banyak bercerita.... oh my GODness ..His english is much more better than me!! Dan sekali lagi dia orang kedua yang mengira aku adalah thailand!!

4. Masuk di kamar hotel, mandi dan berendam . Masuk hotel begini, jadi kerasa sepi tanpa teman teman..dan kebayang ladies talked di sofa kedai kopi … ttg rencana yang PERTAMA. Ach…kupikir tak salah pilihan ku ttg yang pertama itu, gals..!!
5.
Pagi hari PERTAMA workshop training …....akhirnya ketemu orang satu bangsa di sini. Ketemu bang del yang sudah pernah kutemui, trus kenalan sama bang irfan dan akhirnya ketemu dan kenalan dengan dr. endang (ooo..?#$%^&).
Oh iya tentang training ini, Sekitar setahun yang lalu ketika aku masih bergabung at my previous organization, sempat kutanyakan pada advisor ku dari negeri Paman Sam, tentang apa saja activitas program nutrisi dalam keadaan emergency, Tapi unfortunately beliau tidak punya jawaban dengan pasti karena mungkin dia lebih concern ke development areal waktu itu. Tak kusangka aku dapat jawaban terbaik dari pertanyaanku itu selama seminggu ini di bangkok!! ( sekali lagi bukti kalo DIA sayang aku dan menjawab semua inginku tepat waktu)
6. Sore hari selepas training, Jalan jalan bareng temen temen lain, membuat aku belajar ttg budaya dan apa yang terjadi dinegara lain. Dan tentu saja kebiasaan tiap tiap peserta ttg SHOPPING!!
7. Melewatkan malam menyusuri Bangkok dengan jalan kaki, capeek deh… akhirnya pilihannya jatuh pada tradisional massage. Here we come, Thai massage….Arrghl..Sakit pundak dan leher belakang yang sudah lama kurasakan, aduh mama sakittttttt !!!
8. Last Day, Untung ada bang Irfan!!! Karena kami bertiga yang berasal dari negeri rayuan gombal ups.. rayuan pulau kelapa ini terdiri dari 3 tempat yang berjauhan dan berbeda maka aku memilih menghabiskan malam terakhir itu dengan ke dua abang abangku itu. Setelah puas berjalan kaki, kami nggak ingin melewatkan malam terakhir di Bangkok kali ini begitu saja. Pilihannya jatuh pada phat phong. Setauku itu tempat para transeksual aja ( kayak di web nya ), tapi tak tau kenapa tiba tiba bang del ajak masuk ke pertunjukan yang menurutku sangat mahal tiket masuknya. Awalnya aku gak ngerti dan belum yakin mau masuk, mengingat hanya aku cewek diantara mereka berdua. Masuk keruang yang agak remang remang dengan musik mendayu, kupikir masih seperti tempat bling bling biasa. Tapi,……..O.M.G.P.D.A ( Ouww My GOD Please Dech Ach )!!!(tiiiiiiit..sensor). Akhirnya kami tinggalkan bang del sendiri, sementara aku dan bang irfan keluar, karena its not interesting anymore. Dan itu adalah pertunjukan tak beradab PERTAMA yang pernah kulihat, pengeksploitasian wanita secara biadab!!!.

9. Dan kami tidak menemukan bang del..( atau sengaja untuk tidak menemukannya?? hehe). Bercerita sambill menikmati Bangkok dengan bang irfan, membuka cakrawala lain tentang saudara saudaraku di serambi mekah, cerita yang sama seperti ketika avelino juga andre ( !@#$%^!*+=&^ ) bercerita tentang st cruise di timor leste waktu itu. Aku merasakan aroma ketidakpuasan yang sama yang pernah diceritakan teman teman dari timor tentang masa lalu dan menipisnya rasa nasionalisme mereka, sama persis dengan padamnya semangat beberapa orang aceh tentang indonesia.

Huuh…
Every thing that I was felt for a week in Bangkok , membuat aku tau ternyata aku sangat mencintai negeriku, merindukan rumahku, teman temanku dan memilih untuk tetap membiarkan pria pribumi itu tetap menganggu mimpiku seperti sebelum2nya dan tetap menempati urutan KEDUA di hatiku ( setelah Leonardo Di Carpio tentunya!!!!)

Thursday, 28 June 2007

if.....

Guys..aku pengen nulis panjang and lebar...there is only these stupid sentence that came out "if you knew what's going on in my head....it will scare you deh!!!"

bling

Thursday, 21 June 2007

is not an addiction, it's a cure

Well....kalau boleh jujur, aku akan mengaku bahwa shoes shopping(well i love shopping, but shoes is my new addiction). Dan jujur saja, semenjak saya memutuskan untuk jujur sama diri saya sendiri...my only cure for the ups and downs of "that feeling" is by buying myself/rewards myself with shoes!!

Not very good actually for my purse, tapi mau gimana lagi....saya benar-benar kaget dengan perasaan yang timbul menggila semenjak pulang dari ambon itu(guys..you know that "i can't sleep/having a migraine....and have no idea why, but when that certain person contact you suddenly it is so clear why" feeling)

Jadi pembelaan saya adalah..shoes shopping absolutely not an addiction but it is an amazing cure for my headache....

bling

Belanja, penyakit atau pengobatan?

"Belanja yuk... aku stress neh. Mau beli sepatu," itu katanya sore itu.

Ga ada angin, ga ada hujan. Bahkan belum gajian. Masih tengah bulan je. Lagipula, kita baru aja beli sepatu minggu lalu. Catat ya, minggu lalu. Tadinya mau nemanin Dian beli seprai untuk temennya. Eh, ada yang ngajak mampir ke Galeria dulu. Pas ada sale besar-besara. Kata kunci: Sale! Dan banyak sepatu manis. Dengan ukuran yang pas di kaki kita. Catatlah kata kunci berikutnya: banyak barang bagus. Kata kunci lainnya, cocok di kaki, cocok di hati.

Mencoba mengalihkan perhatian dengan naik ke lantai berikutnya. Kaos lucu, manis, yang lagi nge-trend... dan SALE!! Coba sana sini, sibuk memuji. Cemberut karena pujian itu emang benar. Jadi harus belanja neh? Beli baju baru lagi?? Lagi?? Iya, soalnya minggu lalu sebelum minggu lalu bukannya dah beli kemeja manis yang dipajang di salah satu toko di Amplas?

"Aduuuh... aku cape de," kata satu orang.
"Kenapa? Kebanyakan jalan ya?" kata yang lain.
"Bukan, kebanyakan nyoba, tapi ga beli juga."
Hahahaha

Akhirnya menyerah pada kenyataan. Sepatu yang di lantai bawah berpindah ke keranjang belanjaan. Sekarang setiap orang sudah membawa masing-masing satu kantong belanjaan.

Dan hari ini, ketika stress, ngajak belanja lagi. Kemaren karena nyoba doang ga beli, bilang cape. Sakit hati. Jadi, kalo ditarik kesimpulan, belanja itu salah satu pengobatan dong.

Atau penyakit?