Thursday, 21 June 2007

Belanja, penyakit atau pengobatan?

"Belanja yuk... aku stress neh. Mau beli sepatu," itu katanya sore itu.

Ga ada angin, ga ada hujan. Bahkan belum gajian. Masih tengah bulan je. Lagipula, kita baru aja beli sepatu minggu lalu. Catat ya, minggu lalu. Tadinya mau nemanin Dian beli seprai untuk temennya. Eh, ada yang ngajak mampir ke Galeria dulu. Pas ada sale besar-besara. Kata kunci: Sale! Dan banyak sepatu manis. Dengan ukuran yang pas di kaki kita. Catatlah kata kunci berikutnya: banyak barang bagus. Kata kunci lainnya, cocok di kaki, cocok di hati.

Mencoba mengalihkan perhatian dengan naik ke lantai berikutnya. Kaos lucu, manis, yang lagi nge-trend... dan SALE!! Coba sana sini, sibuk memuji. Cemberut karena pujian itu emang benar. Jadi harus belanja neh? Beli baju baru lagi?? Lagi?? Iya, soalnya minggu lalu sebelum minggu lalu bukannya dah beli kemeja manis yang dipajang di salah satu toko di Amplas?

"Aduuuh... aku cape de," kata satu orang.
"Kenapa? Kebanyakan jalan ya?" kata yang lain.
"Bukan, kebanyakan nyoba, tapi ga beli juga."
Hahahaha

Akhirnya menyerah pada kenyataan. Sepatu yang di lantai bawah berpindah ke keranjang belanjaan. Sekarang setiap orang sudah membawa masing-masing satu kantong belanjaan.

Dan hari ini, ketika stress, ngajak belanja lagi. Kemaren karena nyoba doang ga beli, bilang cape. Sakit hati. Jadi, kalo ditarik kesimpulan, belanja itu salah satu pengobatan dong.

Atau penyakit?

1 comment:

D said...

belanja itu pelarian vi!! dari pada nahan diri buat ga ganggu orang hehehehe