Menghela nafas panjang ketika sebatang rokok menyulut dalam kulit penjaga malam itu.
Dia tidak teriak, hanya meringis sakit sambil menahan nafas, dia tidak marah, dia tidak memaki seperti biasa, dia tidak menangis, dia tidak bercerita ke ibu bapaknya seperti ketika dia sakit sebelumnya....sebut dia tolol, panggil dia bego....
Karena perokok itu adalah pemilik hatinya, pencuri mimpinya,doanya.
Kemudian dia berjalan menjauhi perokok itu, bukan bukan karena luka sulutan itu, bukan karena asap yang mengganggu…. Tapi karena dia bosan….bosan dalam keyakinan akan adanya kejaiban.
Tak lama kemudian penjaga itu datang kembali, menemui sipir penjara, pencabut nyawa.... mempertanyakan kejaiban untuk dibebaskannya sang perokok tadi..untuk kemudian bersamanya…entah apa yang ada dalam otak penjaga malam itu…mungkin isinya sudah berserakan entah kemana
Kini dia duduk disudut ruangan yang terkadang remang, kadang terang benderang tapi tak lagi dia merasa gelap dan dingin.. hhh….penjaga itu terdiam dan bersyukur… sembari tetap menunggu keajaiban yang selalu dia doakan (jika pendosa boleh berdoa, batinnya)
Dia butuh jawaban, dia butuh nasehat bukan kecaman, jangan pojokkan dia.
Dia butuh dipilihkan bukan butuh pujian, bukan juga butuh analisa nasibnya.
Dia butuh pertimbangan, dia butuh teman bukan cercaan yang kemudian hanya menyudutkannya.
Ssstt.....Pelankan suaramu, Dia masih terjaga sepanjang malam ….. semoga dia bahagia atas pilihan terbaiknya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Baca pertama, aku bingung, kira-kira siapa yang nulis neh? Makin ke bawah, makin aku penasaran, siapa dan ke mana arahnya? Ketika blog berakhir dan aku menemukan orang yang menuliskan namanya dengan satu huruf, maka aku terhenyak. Lho?
Post a Comment